
Lebih dari 500 kasus MERS dilaporkan sejak 2012 dan mayoritas di Arab Saudi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengatakan tingkat keparahan virus pernafasan MERS di Timur Tengah
meningkat, namun belum menjadi ancaman kesehatan global.
Lebih dari 500 kasus sindrom pernafasan Middle
East Respiratory Syndrome dilaporkan sejak 2012, dengan korban meninggal
lebih dari 150 orang.<!--more-->Sementara Klik seorang jemaah umrah Indonesia juga terkena dan dirawat di Jeddah.
Kasus lain juga dilaporkan di Eropa, Afrika Utara, Asia, dan Amerika Serikat.
Komite Darurat WHO mengadakan pertemuan di Jenewa, Swiss, mengatakan ancaman kesehatan publik akibat virus ini meningkat namun belum ada bukti terjadi penularan antarmanusia.
Virus MERS sejenis dengan sindrom pernafasan akut (SARS) yang menewaskan sekitar 800 orang di seluruh dunia, setelah pertama kali terdeteksi di Cina pada 2002.
Asisten direktur jenderal WHO, Keiji Fukuda, mengatakan alasan utama tidak ditetapkannya MERS sebagai kondisi darurat adalah karena bukti menunjukkan MERS tidak mudah tertular.
"Tidak ada bukti yang meyakinkan saat ini tentang adanya peningkatan penuluaran virus ini," kata Fukuda.
0 komentar:
Posting Komentar